Pentingya Problem Solving dan Reasoning
Hasil studi PISA menunjukkan bahwa siswa di Indonesia kurang kemampuan dalam bernalar dan pemecahan masalah. Dibandingkan dengan negara tetangga kita Malaysia dan Singapura, Indonesia masih berada di bawah keduanya. Untuk itu diperlukan perbaikan dalam pembelajaran kita sehingga kemampuan siswa dalam hal problem solving dan reasoning ini dapat meningkat.
Peningkatan kemampuan Problem solving dan reasoning juga menjadi konsen pemerintah. Terbukti dengan keluarnya kebijakan 4C dan pengembangan pembelajaran HOTs. Pelatihan dan diklat sering dilakukan pemerintah untuk menyusun pembelajaran yang mengedepankan kemampuan problem solving dan reasoning. Kebijakan ini harus disambut oleh para pengajar, karena memang pengajarlah yang menjadi garda depan peningkatan kemampuan siswa.
Problem Solving
Problem solving termasuk dalam kegiatan berfikit tingkat tinggi. Masalah yang dijadikan pusat pembahasan meliputi lintas konsep. Sehinga meuntut siswa untuk menguasai beberapa konsep sekaligus, serta menentukan hubungan antar konsep untuk bisa menghasilkan solusi bagi masalah yang ingin diselesaikan.
Baca Juga : Pentingnya Konsep Vs Pentingnya Trik dalam Pembelajaran Matematika
Kegiatan problem solving setidaknya memiliki 5 tahapan, yaitu :
1. Perumusalan masalah atau tantangan
Kegiatan merumuskan masalah meliputi penentuan konsep dan fakta yang terlibat dalam masalah, mempresentasikan masalah secara verbal maupun visual. Juga tidak ketinggalan menentuan kriteria terselesaikannya masalah.
2. Pencarian data dan fakta
Mengeksplorasi berbagai sumber informasi untuk melengkapi konsep dan fakta yang terdapat dalam masalah. Merencanakan pengorganisasian data atau informasi tersebut. Bisa juga dilakukan dengan memperjelas masalah secara berbal maupun visual dengan gambar, grafik ataupun diagram.
Kegiatan ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan, apa yang aku tahu? apa yang harus dicoba?
Kegiatan ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan, apa yang aku tahu? apa yang harus dicoba?
3. Membuat rencana penyelesaian
Membuat rencana penyelesaian meliputi kegiatan berfikir tentang langkah penyelesaian masalah. Jika dilakukan secara berkelompok maka kegiatan alternatifnya adalah beriskusi untuk menentukan langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah.
4. Mencoba solusi
Kegiatan menentukan solusi dari permasalahan yang ingin diselesaikan.5. Evaluasi
Menentukan apakah solusi yang diberikan terhadap masalah sudah benar atau belum.Baca Juga : Cara Terbaik Mengenalkan Bilangan ke Anak
Reasoning
Reasoning memiliki arti memberi alasan untuk menentukan hubungan dari beberapa fakta. Di Indonesia istilah reasoning diartikan dengan penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk kesimpulan sementara yang sejenis, berdasarkan sejumlah kesimpulan sementara yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah kesimpulan baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Kemampuan ini bisa dilatihkan pada anak sejak dini. Tidak perlu menunggu kematangan mental dan kemampuan berpikirnya. Pada postingan kali ini saya akan membahas 5 cara mengambangkan kemampuan problem solving dan reasoning untuk anak usia TK dan awal masuk ke sekolah dasar.
Ciri khas dari soal yang membutuhkan kemampuan problem solving dan reasoning adalah anak tidak dengan seketika mengetahui cara penyelesaiannya. Diperlukan waktu untuk berfikir konsep apa yang dibutuhkan dan memperkirakan cara yang bisa dipakai menyelesaikan soal tersebut.
Cara tersebut antara lain:
Menyusun Pola
Ini adalah cara paling mudah untuk mulai mengembangkan kemampuan problem solving dan reasoning pada anak. Menyusun pola diawali dengan menyusun benda nyata. Pola dapat disusun menurut bentuk, warna, dan penggabungan keduanya.
Praktik penyusunan pola, bisa dilakukan dengan guru memberi contoh , kemudian anak menirukan. Dapat pula dilakukan dengan guru memulai membuat suatu pola, kemudian anak melanjutkan pola terebut dalam batas tertentu. Mana dari dua kegiatan tersebut yang paling tepat? Tentu saja yang paling sesuai dengan kesiapan, situasi, dan kondisi siwa.
Kegiatan ini sebaiknya dimulai dengan benda manipulatif, kemudian bisa dilanjutkan dengan menggambar atau mewarnai. Ketika anak sudah mampu boleh juga diperkenalkan untuk menyusun pola dari bilangan.
Praktik penyusunan pola, bisa dilakukan dengan guru memberi contoh , kemudian anak menirukan. Dapat pula dilakukan dengan guru memulai membuat suatu pola, kemudian anak melanjutkan pola terebut dalam batas tertentu. Mana dari dua kegiatan tersebut yang paling tepat? Tentu saja yang paling sesuai dengan kesiapan, situasi, dan kondisi siwa.
Kegiatan ini sebaiknya dimulai dengan benda manipulatif, kemudian bisa dilanjutkan dengan menggambar atau mewarnai. Ketika anak sudah mampu boleh juga diperkenalkan untuk menyusun pola dari bilangan.
Puzzle
Puzzle atau yang lebih kita kenal dengan permainan bongkar pasang. Ternyata juga diyakini oleh para ahli, bisa mengembangkan kemampuan bernalar dan pemecahan masalah.
Penerapan penggunaan puzzle dimulai dengan jumlah potongan yang sedikit. Kemudian dilanjutkan dengan memperbanyak potongan puzzle. Selain jumah potongan bisa juga dipergunakan bentuk potongan yang tidak sama untuk menambah tingkat kesulitan puzzle.
Untuk tahap awal penggunaan puzzle, dimungkinkan untuk menunjukkan gambar hasil akhir yang diharapkan. Baru kemudian anak diminta menyusun puzzle. Sedangkan untuk tahap lanjutnya, bentuk jadi dari puzzle, tidak perlu ditunjukkan terlebih dahulu. Biarkankan anak mengalami trial dan error.
Penerapan penggunaan puzzle dimulai dengan jumlah potongan yang sedikit. Kemudian dilanjutkan dengan memperbanyak potongan puzzle. Selain jumah potongan bisa juga dipergunakan bentuk potongan yang tidak sama untuk menambah tingkat kesulitan puzzle.
Untuk tahap awal penggunaan puzzle, dimungkinkan untuk menunjukkan gambar hasil akhir yang diharapkan. Baru kemudian anak diminta menyusun puzzle. Sedangkan untuk tahap lanjutnya, bentuk jadi dari puzzle, tidak perlu ditunjukkan terlebih dahulu. Biarkankan anak mengalami trial dan error.
Sudoku
Sudoku adalah bentuk permainan yang menyusun sesuatu dalam kolom dan baris, dengan ketentuan tidak ada yang sama, baik dalam satu kolom maupun satu baris.
Sudoku sebenarnya adalah kelanjutan dari kegiatan menyusun pola. Ketika menyusun pola hanya dilakukan dalam satu baris saja, sudoku justru memperumit dengan dilakukan dalam beberapa baris sekaligus tidak diperkenankan perulangan dalam satu baris ataupun satu kolom. Tahap awal penggunaan sudoku diminimalkan jumlah kolom dan barisnya. Ketika anak mulai terbiasa, dilanjutkan dengan memperbanyak jumlah kolom dan baris.
Untuk pengenalan sudoku, terlebih dahulu dipakai warna, bentuk bangun, dan bentuk benda. Benda disini bisa diartikan bentuk buah, sayur, barang di rumah, dan benda-benda lainnya. Ini tentu lebih menarik siswa untuk menyelesaikan sudoku. Biangan bisa dipakai ketika kita harus mengajarkan hal yang berhubungan dengan bilangan.
Sudoku sebenarnya adalah kelanjutan dari kegiatan menyusun pola. Ketika menyusun pola hanya dilakukan dalam satu baris saja, sudoku justru memperumit dengan dilakukan dalam beberapa baris sekaligus tidak diperkenankan perulangan dalam satu baris ataupun satu kolom. Tahap awal penggunaan sudoku diminimalkan jumlah kolom dan barisnya. Ketika anak mulai terbiasa, dilanjutkan dengan memperbanyak jumlah kolom dan baris.
Untuk pengenalan sudoku, terlebih dahulu dipakai warna, bentuk bangun, dan bentuk benda. Benda disini bisa diartikan bentuk buah, sayur, barang di rumah, dan benda-benda lainnya. Ini tentu lebih menarik siswa untuk menyelesaikan sudoku. Biangan bisa dipakai ketika kita harus mengajarkan hal yang berhubungan dengan bilangan.
Mencari perbedaan
Mencari perbedaan banyak dipakai untuk mengembangkan kemampuan problem solving dan reasoning anak. Tingkat kesulitan mencari perbedaan ini ditentukan dari banyak dan sedikitnya perbedaan tiap gambar.
Tahap awal menemukan perbedaan ini, dilakukan dengan warna, bentuk bangun, maupun angka. Bentuk operasional nya adalah tentu saja dengan bilangan. Tapi ini menuntut konsep bilangan yang harus dikuasai oleh siswa. Semisal konsep genap dan ganjil, konsep kelipatan, konsep kuadrat dan konsep lainnya.
Tahap awal menemukan perbedaan ini, dilakukan dengan warna, bentuk bangun, maupun angka. Bentuk operasional nya adalah tentu saja dengan bilangan. Tapi ini menuntut konsep bilangan yang harus dikuasai oleh siswa. Semisal konsep genap dan ganjil, konsep kelipatan, konsep kuadrat dan konsep lainnya.
Labirin
Labirin merupakan sebuah sistem jalur yang rumit, berliku-liku, serta memiliki banyak jalan buntu. Labirin bisa menjadi permainan di atas kertas, tetapi dapat juga dibuat dengan sekala besar dengan menggunakan tanaman yang cukup besar untuk dilewati dapat juga dengan tembok atau pun pintu-pintu.
Tentu saja yang udah digunakan adalah labirin dalam bentuk gambar. Penggunaan labirin untuk meningkatkan kemampuan problem solving dan reasoning anak dimulai dengan membuat jalur yang mudah dan pendek. Dilanjutkan dengan menggunakan labirin yang lebih panjang dan jalur yang lebih rumit.
Tentu saja yang udah digunakan adalah labirin dalam bentuk gambar. Penggunaan labirin untuk meningkatkan kemampuan problem solving dan reasoning anak dimulai dengan membuat jalur yang mudah dan pendek. Dilanjutkan dengan menggunakan labirin yang lebih panjang dan jalur yang lebih rumit.
Demikianlah 5 cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan problem solving dan reasoning anak usia TK dan Awal SD. Semoga bermanfaat.
Mantab suhu
BalasHapusTerima kasih ki sanak..:D
BalasHapus