Selasa, 07 Desember 2021

Penguatan pendidikan karakter

Penguatan pendidikan karakter

Penguatan pendidikan karakter merupakan program pendidikan di sekolah yang  bertujuan untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah  pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah,  keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental  (GNRM). Fakta-fakta yang mendukung pentingnya pelaksanaan PPK antara lain: (a)  besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia; (b) belum  optimalnya sinergi tanggung jawab terhadap pendidikan karakter anak antara sekolah,  orang tua dan masyarakat; (c) Pengaruh negatif globalisasi terutama terhadap gaya hidup  remaja, serta pudarnya nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal bangsa; serta (d)  Terbatasnya pendampingan orang tua mengakibatkan krisis identitas dan disorientasi  tujuan hidup anak. 

Program PPK bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa  kepada siswa secara massif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan  Nasional Revolusi Mental. Nilai tersebut mencakup nilai religiositas, nasionalisme,  kemandirian, gotong-royong dan integritas. 

1. Nilai-nilai Utama dalam PPK 

a. Religiositas 

Kemendikbud (2016) menjelaskan karakter religiositas mencerminkan keberimanan  terhadap Tuhan YME yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama  dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi toleransi  terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan, hidup rukun dan damai  dengan pemeluk agama lain. 

Nilai karakter religiositas ini meliputi tiga dimensi relasi (a) individu dengan Tuhan, (b) karakter religiositas ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga  keutuhan ciptaan-Nya. Subnilai religiositas meliputi: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama, antibuli dan  kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil  dan tersisih. 

b. Nasionalisme 

Karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan  kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,  sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan  negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai Nasionalisme antara lain  mengapresiasi budaya bangsa sendiri; menjaga kekayaan budaya nasional; rela  berkorban; unggul dan berprestasi, cinta tanah air; menjaga lingkungan; taat hukum;  disiplin; serta menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. 

c. Kemandirian 

Karakter kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada bantuan  orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan  harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras),  tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan  menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

d. Gotong Royong 

Karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dalam  menyelesaikan persoalan, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat  dengan orang lain dan memberi bantuan pada mereka yang membutuhkan  pertolongan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,  inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong,  solidaritas, empati, antidiskriminasi, antikekerasan, sikap kerelawanan. 

e. Integritas 

Karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku dalam upaya menjadikan  dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga  negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi antara tindakan dan  perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain: kejujuran,cinta  pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,  keteladanan, menghargai martabat individu (terutama disabilitas).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar