INTEGRATED LEARNING (TEMATIK TERPADU)
Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam sebuah tema. Pembelajaran tematik diterapkan di SD karena peserta didik di sekolah dasar masih memandang sesuatu secara holistik, perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional (sujiono, 2010:75).
Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah dikemukakan oleh Jhon Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan aspek perkembangan dan pertumbuhan siswa yang disesuaikan dengan karakteristik lingkungan (Trianto:2009). Pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada tahun 1970-an tetapi baru dikenalkan secara luas oleh Forgarty (1991) dalam tulisannya berjudul “ Ten Integrating the curriculum”.
Rusman (2012) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan pola pembelajaran yang mengaitkan antara berbagai macam muatan materi pelajaran/ pokok bahasan ke dalam sebuah tema. Pembelajaran termatik terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang konsepnya menggabungkan pokok bahasan dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema tertentu. Tanireja (2009) menguraikan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah proses pembelajaran yang beranjak dari tema sebagai pusat pengendali yang digunakan untuk mengaitkan muatan materi dari beberapa mata pelajaran. Arends (2008) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan yang menggabungkan beberapa muatan mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam tema agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan kajian di atas, dapat diketahui bahwa esensi dari pembelajaran tematik terpadu adalah penggabungan beberapa topik/ kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema. Perbedaan antara pembelajaran tematik dengan pembelajaran tematik terpadu terletak pada batas kajiannya. Pembelajaran tematik hanya mengaitkan antara beberapa topik dalam satu mata pelajaran saja, sedangkan pembelajaran tematik terpadu mengaitkan antar mata pelajaran.
Landasan Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu
Saat ini, pembelajaran kurikulum 2013 di Sekolah Dasar menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Apa sajakah landasan yang mendasarinya? Landasan implementasi pembelajaran tematik terpadu terdiri atas yuridis, teoritis, dan empiris. Deskripsi ketiganya dapat dilihat di bawah ini:
a. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan landasan hukum secara tertulis (legal formal) yang memiliki kekuatan penuh untuk mengikat satuan pendidikan untuk dapat menerapkannya. Landasan yuridis penerapan pembelajaran tematik terpadu pada jenjang SD/MI dalam kurikulum 2013 antara lain:
- Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik yang disesuaikan karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik.
- Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
- Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memuat kurikulum harus bersifat dinamis, sehingga perubahannya diikuti penyesuaian SKL, KI, KD, Indikator, standar proses serta penilaian.
- Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Dasar dan Menengah
- Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
- Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran pendidikan dasar dan menengah.
- Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
- Permendikbud nomor 37 tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah
b. Landasan Filosofis
Penerapan pendekatan tematik terpadu dipengaruhi oleh teori belajar progresivisme, kosntruktivisme, dan humanisme. Aliran teori progresivisme memandang proses pembelajaran harus menekankan aktivitas siswa dalam menemukan hal-hal baru melalui pengalaman nyata. Sementara aliran konstruktivisme berpijak belajar adalah proses mengalami/menemukan langsung, artinya pengetahuan yang dibangun oleh anak akan semakin kokoh ketika mereka mampu menemukan sendiri pengetahuan dari hal sederhana menuju komplek, dari yang terdekat, dan dari hal yang mudah. Sedangkan menurut teori humanisme belajar harus mempertimbangkan keunikan individu, perbedaan menangkap informasi, potensi maupun motivasi belajar.
c. Landasan Psikologis
Kajian psikologi perkembangan mengungkapkan bahwa anak usia Sekolah Dasar masih menerima informasi yang diperoleh dari lingkungannya secara menyeluruh/utuh (holistik). Informasi yang disampaikan tidak mungkin diterima secara maksimal apabila penyampaiannya dilakukan secara parsial (terpisah). Sebaliknya infromasi yang disampaikan secara menyeluruh (tematik), maka anak akan mengaitkan sendiri konsep yang telah dimiliki sebelumnya dengan konsep-konsep baru sehingga hasil belajar dapat tuntas (mastery learning) dan lebih bermakna.
d. Landasan Empiris
Landasan empiris adalah landasan yang dipengaruhi oleh fakta dan kejadian nyata yang terjadi di lingkungan sekitar. Landasan empiris lebih mengarah pada fenomena langsung alasan penting mengapa pembelajaran tematik harus diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Landasan empiris tersebut antara lain:
- akselerasi teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat mempengaruhi pola pikir peserta didik untuk mampu berpikir global dan terbuka terhadap setiap perubahan
- permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari semakin kompleks dan bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan kolaborasi antar mata pelajaran untuk memecahkannya.
- siswa cenderung mengetahui informasi secara tekstual saja, belum mampu membekali siswa dengan pengalaman nyata (kontekstual).
- kesenjangan teori dan praktik di lapangan dapat dipersempit dengan penerapan pembelajaran tematik terpadu
Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
Tujuan implementasi pembelajaran tematik terpadu di dalam kurikulum 2013 antara lain:
- pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik
- mengarah pada pembelajaran yang lebih tuntas (mastery learning)
- membantu peserta didik memahami konsep materi pelajaran secara menyeluruh
- mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
- mengembangkan kompetensi berbahasa secara maksimal karena mengaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik f) memungkinkan peserta didik lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
- guru dapat menghemat waktu karena proses pembelajaran dari beberapa mata pelajaran disajikan terpadu
- budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai karakter sesuai dengan situasi dan kondisi nyata yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
Perancangan Pembelajaran Tematik Terpadu
Perencanaan pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
- Menentukan tema dalam satu tahun ajaran. Menentukan tema merupakan langkah awal penerapan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar. Tema berfungsi sebagai pengikat kompetensi dasar beberapa mata pelajaran yang akan disampaikan secara terpadu dalam proses pembelajaran. Penentuan tema dalam satu tahun ajaran bisa dilakukan oleh pengambil kebijakan, guru, atau ditetapkan bersama dengan peserta didik. Tema yang diterapkan pada kurikulum 2013 sudah disusun oleh kemendikbud yang terdapat pada buku guru dan siswa. Namun demikian, guru harus memahami alur yang harus ditempuh untuk mementukan tema agar mampu menerapkan pembelajaran tematik terpadu secara utuh.
- Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) untuk setiap kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. Sebelum kompetensi dasar dipetakan di tiap tema dalam satu tahun ajaran, kompetensi dasar tersebut perlu dirincikan terlebih dahulu dalam bentuk indikator. Indikator dirumuskan dari kompetensi dasar aspek pengetahuan dan keterampilan. Perumusan indikator dilakukan berdasarkan analisis target yang harus dicapai setiap kompetensi dasar dan kata kerja operasional (KKO) yang melekat di dalamnya.
- Memetakan kompetensi dasar semua mata pelajaran dalam satu tahun ajaran
- Membuat jaring-jaring tema dari KD mata pelajaran yang terkait
- Membagi jaring-jaring tema menjadi sub tema
- Membagi jaring-jaring sub tema menjadi jaringan tema harian
- Menyiapkan materi/ bahan ajar sesuai dengan kompetensi dasar dan IPK setiap mata pelajaran. Materi/ bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran yang terdapat pada tema
- Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik (dibahas pada penyusunan RPP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar