Senin, 06 Desember 2021

Pembelajaran Tematik Terpadu

INTEGRATED LEARNING (TEMATIK TERPADU) 

Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam  sebuah tema. Pembelajaran tematik diterapkan di SD karena peserta didik di  sekolah dasar masih memandang sesuatu secara holistik, perkembangan fisik  tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional  (sujiono, 2010:75). 

Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu 

Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau  integrated curriculum approach yang konsepnya telah dikemukakan oleh Jhon  Dewey sebagai usaha untuk mengintegrasikan aspek perkembangan dan  pertumbuhan siswa yang disesuaikan dengan karakteristik lingkungan  (Trianto:2009). Pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic  instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada tahun 1970-an tetapi baru  dikenalkan secara luas oleh Forgarty (1991) dalam tulisannya berjudul “ Ten  Integrating the curriculum”.  

Rusman (2012) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan pola  pembelajaran yang mengaitkan antara berbagai macam muatan materi pelajaran/  pokok bahasan ke dalam sebuah tema. Pembelajaran termatik terpadu adalah  pendekatan pembelajaran yang konsepnya menggabungkan pokok bahasan dari  berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema tertentu. Tanireja (2009)  menguraikan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah proses pembelajaran  yang beranjak dari tema sebagai pusat pengendali yang digunakan untuk mengaitkan muatan materi dari beberapa mata pelajaran. Arends (2008)  menjelaskan bahwa pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan yang  menggabungkan beberapa muatan mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam  tema agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.  

Berdasarkan kajian di atas, dapat diketahui bahwa esensi dari pembelajaran  tematik terpadu adalah penggabungan beberapa topik/ kompetensi dasar dari  berbagai mata pelajaran ke dalam tema. Perbedaan antara pembelajaran tematik  dengan pembelajaran tematik terpadu terletak pada batas kajiannya.  Pembelajaran tematik hanya mengaitkan antara beberapa topik dalam satu mata  pelajaran saja, sedangkan pembelajaran tematik terpadu mengaitkan antar mata  pelajaran.  

Landasan Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu  

Saat ini, pembelajaran kurikulum 2013 di Sekolah Dasar menggunakan  pembelajaran tematik terpadu. Apa sajakah landasan yang mendasarinya?  Landasan implementasi pembelajaran tematik terpadu terdiri atas yuridis, teoritis,  dan empiris. Deskripsi ketiganya dapat dilihat di bawah ini: 

a. Landasan Yuridis  

Landasan yuridis merupakan landasan hukum secara tertulis (legal formal)  yang memiliki kekuatan penuh untuk mengikat satuan pendidikan untuk  dapat menerapkannya. Landasan yuridis penerapan pembelajaran tematik  terpadu pada jenjang SD/MI dalam kurikulum 2013 antara lain: 

  1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  yang mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi untuk  mengembangkan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam  rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa, bertujuan untuk  berkembangnya potensi peserta didik yang disesuaikan karakteristik dan  tingkat perkembangan peserta didik. 
  2. Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik  dan Kompetensi Guru  
  3. Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional  Pendidikan (SNP) yang memuat kurikulum harus bersifat dinamis,  sehingga perubahannya diikuti penyesuaian SKL, KI, KD, Indikator, standar  proses serta penilaian.  
  4. Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan  pada Pendidikan Dasar dan Menengah  
  5. Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar  dan Menengah  
  6. Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran  pendidikan dasar dan menengah.  
  7. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian  Pendidikan  
  8. Permendikbud nomor 37 tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan  Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan  Menengah  

b. Landasan Filosofis  

Penerapan pendekatan tematik terpadu dipengaruhi oleh teori belajar  progresivisme, kosntruktivisme, dan humanisme. Aliran teori progresivisme memandang proses pembelajaran harus menekankan aktivitas siswa dalam  menemukan hal-hal baru melalui pengalaman nyata. Sementara aliran  konstruktivisme berpijak belajar adalah proses mengalami/menemukan  langsung, artinya pengetahuan yang dibangun oleh anak akan semakin  kokoh ketika mereka mampu menemukan sendiri pengetahuan dari hal  sederhana menuju komplek, dari yang terdekat, dan dari hal yang mudah.  Sedangkan menurut teori humanisme belajar harus mempertimbangkan  keunikan individu, perbedaan menangkap informasi, potensi maupun  motivasi belajar. 

c. Landasan Psikologis 

Kajian psikologi perkembangan mengungkapkan bahwa anak usia Sekolah  Dasar masih menerima informasi yang diperoleh dari lingkungannya secara  menyeluruh/utuh (holistik). Informasi yang disampaikan tidak mungkin  diterima secara maksimal apabila penyampaiannya dilakukan secara parsial  (terpisah). Sebaliknya infromasi yang disampaikan secara menyeluruh  (tematik), maka anak akan mengaitkan sendiri konsep yang telah dimiliki  sebelumnya dengan konsep-konsep baru sehingga hasil belajar dapat tuntas  (mastery learning) dan lebih bermakna. 

d. Landasan Empiris 

Landasan empiris adalah landasan yang dipengaruhi oleh fakta dan kejadian  nyata yang terjadi di lingkungan sekitar. Landasan empiris lebih mengarah  pada fenomena langsung alasan penting mengapa pembelajaran tematik  harus diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Landasan empiris  tersebut antara lain: 

  1. akselerasi teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu  cepat mempengaruhi pola pikir peserta didik untuk mampu berpikir  global dan terbuka terhadap setiap perubahan 
  2. permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari semakin  kompleks dan bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga  diperlukan kolaborasi antar mata pelajaran untuk memecahkannya. 
  3. siswa cenderung mengetahui informasi secara tekstual saja, belum  mampu membekali siswa dengan pengalaman nyata (kontekstual).  
  4. kesenjangan teori dan praktik di lapangan dapat dipersempit dengan  penerapan pembelajaran tematik terpadu 

Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu  

Tujuan implementasi pembelajaran tematik terpadu di dalam kurikulum 2013  antara lain:  

  1. pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat perkembangan  peserta didik 
  2. mengarah pada pembelajaran yang lebih tuntas (mastery learning) 
  3. membantu peserta didik memahami konsep materi pelajaran secara  menyeluruh  
  4. mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; 
  5. mengembangkan kompetensi berbahasa secara maksimal karena mengaitkan  berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik f) memungkinkan peserta didik lebih semangat belajar karena dapat  berkomunikasi dalam situasi nyata, 
  6. guru dapat menghemat waktu karena proses pembelajaran dari beberapa  mata pelajaran disajikan terpadu  
  7. budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan  mengangkat sejumlah nilai karakter sesuai dengan situasi dan kondisi nyata  yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari  

Perancangan Pembelajaran Tematik Terpadu  

Perencanaan pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 dilakukan  melalui tahapan sebagai berikut: 

  1. Menentukan tema dalam satu tahun ajaran. Menentukan tema merupakan langkah awal penerapan pembelajaran tematik  terpadu di Sekolah Dasar. Tema berfungsi sebagai pengikat kompetensi dasar  beberapa mata pelajaran yang akan disampaikan secara terpadu dalam proses  pembelajaran. Penentuan tema dalam satu tahun ajaran bisa dilakukan oleh  pengambil kebijakan, guru, atau ditetapkan bersama dengan peserta didik. Tema  yang diterapkan pada kurikulum 2013 sudah disusun oleh kemendikbud yang  terdapat pada buku guru dan siswa. Namun demikian, guru harus memahami alur yang harus ditempuh untuk mementukan tema agar mampu menerapkan  pembelajaran tematik terpadu secara utuh.  
  2. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) untuk setiap  kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. Sebelum kompetensi dasar dipetakan di tiap tema dalam satu tahun ajaran, kompetensi dasar tersebut perlu dirincikan terlebih dahulu dalam bentuk  indikator. Indikator dirumuskan dari kompetensi dasar aspek pengetahuan dan keterampilan. Perumusan indikator dilakukan berdasarkan analisis target yang harus dicapai setiap kompetensi dasar dan kata kerja operasional (KKO) yang  melekat di dalamnya.  
  3. Memetakan kompetensi dasar semua mata pelajaran dalam satu tahun ajaran  
  4. Membuat jaring-jaring tema dari KD mata pelajaran yang terkait 
  5. Membagi jaring-jaring tema menjadi sub tema 
  6. Membagi jaring-jaring sub tema menjadi jaringan tema harian  
  7. Menyiapkan materi/ bahan ajar sesuai dengan kompetensi dasar dan  IPK setiap mata pelajaran. Materi/ bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran yang terdapat pada tema  
  8. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik (dibahas  pada penyusunan RPP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar