Senin, 06 Desember 2021

Gerakan Literasi Sekolah


Gerakan Literasi Sekolah (GLS/GLN)



Di samping 4C, Kemdikbud juga meluncurkan program unggulan Gerakan Literasi Sekolah sebagai upaya pemerintah menjadikan pendidikan berkualitas dengan meningkatkan budaya literasi (membaca dan menulis) menurut Suragangga (2016). Di Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 telah menyadari pentingnya penumbuhan karakter peserta didik melalui kebijakan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini perlu perhatian khusus untuk dilaksanakan secara rutin oleh warga sekolah. Walaupun terlihat mudah, namun sulit dalam mengerjakannya karena kita harus melawan hawa nafsu yaitu rasa malas membaca yang tertanam dalam masing-masing pribadi yang belum terbiasa. Namun, jika kita sudah terbiasa melakukannya ini akan menjadi ringan dan kebiasaan baik untuk membangun karakter anak bangsa yang multiliterat. Semua kalangan perlu bersinergi untuk mensukseskan program pemerintah baik sekolah keluarga dan masyarakat. 

Literasi merupakan proses kompleks yang melibatkan proses pembangunan pengetahuan sebelumnya, budaya dan pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih mendalam menurut Abidin, Yunus, dkk (2017). Sejalan dengan hal tersebut konsep literasi juga mengalami perkembangan diantaranya yaitu penggunaan berbagai media digital baik di kelas, sekolah, tempat tinggal maupun masyarakat. Kini istilah literasi telah berkembang menjadi multiliterasi. Multiliterasi merupakan kemampuan membaca, menulis puisi, membagi, melukis, menari, menulis novel ataupun kemampuan berkontak dengan berbagai media yang memerlukan literasi menurut Kist, (2005:12). Dengan demikian, literasi dipandang sebagai kegiatan yang bermakna dari berbagai media. Dalam pandangan Cope dan Kalantzis (2005), literasi merupakan elemen terpenting dalam proyek pendidikan modern. Morocco et al. (2008:5) menyatakan kompetensi belajar dan berkehidupan dalam abad ke-21 ditandai dengan kompetensi pemahaman yang tinggi, kompetensi berpikir kritis, kompetensi berkolaborasi dan berkomunikasi, serta kompetensi berpikir kreatif. Sejalan dengan uraian tersebut pembelajaran multiliterasi pada hakikatnya adalah pengembangan dan penggunaan konsep kompetensi 4C. 

Memasuki abad 21 penguasaan sains dan teknologi adalah kunci keberhasilan generasi bangsa dalam menghadapi persaingan global. Sains adalah bagian dari pendidikan sebagai wahana bagi peserta didik untuk menguasai secara kontekstual dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Rustaman (2007) berpendapat bahwa sains berperan dalam membangun karakter masyarakat dan bangsa dikarenakan kemajuan pengetahuan yang amat pesat, keampuhan proses yang dapat ditransfer pada bidang lain, dan terkandung muatan nilai dan sikap di dalamnya. Adapun literasi sains adalah bagaimana pemahaman tentang sains menjadikan solusi dalam pengambilan setiap keputusan yang dihadapi. 

Tujuan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti 
siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.

Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Tujuan umum gerakan literasi sekolah yaitu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu adapula tujuan khusus gerakan literasi sekolah diantaranya yaitu:

  1. Menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah.
  2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
  3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
  4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Prinsip Literasi

Prinsip literasi sekolah merupakan pedoman yang mendasari gerakan literasi sekolah. Adapun prinsip literasi sekolah adalah sebagai berikut.

  1. Literasi sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya.
  2. Pelaksanaannya harus berimbang dengan berbagai jenis/ragam teks serta memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan peserta didik.
  3. Berlangsung secara terintegrasi dan menyeluruh untuk semua kurikulum.
  4. Literasi sekolah harus dijalankan secara berkelanjutan.
  5. Literasi harus disertai kegiatan kecakapan dalam berkomunikasi secara lisan.
  6. Dilakukan dengan mempertimbangkan keberagaman. 

Contoh Kegiatan LIterasi Sekolah

Kegiatan literasi sekolah bisa diisi secara bervariasi, bergantung pada kreativitas guru dan peserta didik, kegiatan yang bisa dilaksanakan antara lain :

  1. Kegiatan wajib kunjungan ke perpustakaan
  2. Pembuatan mading kelas atau sekolah setiap minggu/bulan.
  3. Membaca buku non pelajaran sebelum dimulai pembelajaran.
  4. Membuat pohon literasi di setiap mading kelas.
  5. Kegiatan menghafal kosa kata baru dan menuliskannya dalam bentuk kalimat.
  6. Mengadakan perlombaan karya literasi setiap satu semester.
  7. Membuat perpustakaan mini / Pojok Literasi di dalam kelas beserta spot membaca yang cozy atau nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar