Kamis, 02 September 2021

Klasifikasi Mahluk Hidup

Klasifikasi Mahluk Hidup

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus.

Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya, yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongannya disebut taksonomi.

Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati. Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut takson.

Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan tingkatannya. Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut pula sistematik Grameds.





Tujuan Klasifikasi Mahluk Hidup

Mengapa makhluk hidup yang ada di bumi perlu dikelompokkan? Berikut ini akan dipaparkan beberapa tujuan dilakukannya klasifikasi makhluk hidup:

  • Mempermudah Proses Mempelajari Makhluk Hidup
  • Mengetahui Hubungan Kekerabatan
  • Membedakan Makhluk Hidup yang Satu dengan yang Lainnya
  • Menyederhanakan Objek
  • Memberi Nama

Jenis Klasifikasi Mahluk Hidup

Sistem klasifikasi, dapat digolongkan menjadi tiga golongan atau kelompok, yaitu sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik.

Klasifikasi Sistem Alami

Pertama klasifikasi sistem alami, tentunya Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati bentuk luar makhluk hidup. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang berkaki empat.

Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

Klasifikasi Sistem Buatan

Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.

Klasifikasi makhluk hidup Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.

Sistem Klasfikasi Mahluk Hidup



Klasifikasi makhluk hidup 5 kingdom yang sering digunakan merupakan cara pengelompokan yang dikemukakan oleh Robert H. Whittaker pada tahun 1969. Dia membagi makhluk hidup menjadi 5 kelompok besar yaitu monera, protista, jamur, tumbuhan, dan hewan.

Kingdom Monera



Monera adalah kelompok organisme yang inti selnya masih belum memiliki membran inti atau disebut juga organisme prokariotik. Meskipun tidak memiliki membran inti, organisme ini memiliki bahan inti berupa asam inti atau DNA (deoxy ribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat). Organisme yang termasuk ke dalam Kingdom Monera adalah organisme dengan ciri-ciri sebagai berikut: Bersel satu Tidak memiliki selaput inti atau prokariot, dapat membuat makanan sendiri atau autotrof, juga bergerak atau berpindah tempat.

Monera dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu bakteri dan alga biru:

BAKTERI adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri. Beberapa bakteri ada yang berklorofil dan mampu melakukan fotosintesis. Misalnya, bakteri hijau. Beberapa jenis bakteri menguntungkan namun ada pula yang merugikan bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa contohnya:

  • Salmonella typhi penyebab penyakit tifus
  • Mikrobakterium tuberculosis penyebab penyakit TBC
  • Escherichia coli hidup di usus besar manusia dan membantu pembusukan sisa makanan
  • Rhizobium radicicola hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan yang membantu menambat nitrogen dari udara dengan membentuk bintil-bintil akar.
  • Bacillus anthracis penyebab penyakit anthrax pada ternak.
  • Tubuh bakteri terdiri dari satu sel, sebagian besar bakteri hidup secara sporofit atau parasite, dan berkembangbiak dengan membelah diri atau konjugasi.

ALGA BIRU adalah ganggang yang tergolong dalam kingdom monera Divisio Cyanophyta, ganggang bersel tunggal atau berbentuk benang dengan struktur tubuh yang masih sederhana dimana intinya masih prokaryotik. Alga biru berkembang biak dengan membelah diri dan bersifat autotrof (mampu membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis). Manfaat ganggang biru antara lain: Annabaena azollae yang digunakan sebagai pupuk, dan spiruLina sebagai bahan makanan yang mengandung protein dan lain-lain.

Protista



Protista adalah makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah memiliki membran inti (selnya bersifat eukariot). Protista bukan merupakan hewan ataupun tumbuhan, hanya mempunyai sifat yang menyerupai hewan, tumbuhan, dan jamur. Semua makhluk hidup eukariotik yang bukan merupakan hewan dan tumbuhan masuk dalam kelompok Protista.

Kelompok Protista yang menyerupai tumbuhan adalah ganggang (Algae), kelompok Protista yang menyerupai hewan adalah Protozoa, sedangkan kelompok Protista yang menyerupai jamur adalah jamur lendir dan jamur air. Protista biasanya ditemukan di dalam air, dapat berupa plankton yang melayang-layang di dalam air atau melekat di dasar sungai, laut, atau danau.

Protista dapat pula hidup di dalam tanah dan tempat-tempat yang lembap, baik sebagai parasit maupun sebagai saprofit, serta dapat pula hidup bersimbiosis dengan organisme lainnya. Umumnya, Protista bersifat aerobik dan menggunakan mitokondria untuk respirasi.  Protista memiliki flagela atau cilia sehingga mampu berkembang secara aseksual atau seksual. Pada kondisi yang kurang menguntungkan, Protista dapat membentuk kistae. Secara taksonomis Protista dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

Protista Mirip Tumbuhan: Protista dikatakan mirip tumbuhan karena ia bersifat autotrof, memiliki klorofil, dan dengan bantuan cahaya matahari mampu melakukan fotosintesis. Contoh Protista yang mirip tumbuhan adalah ganggang yang terdiri atas filum Euglenophyta, ganggang hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophhyta), ganggang merah (Rhodophyta), dan ganggang api (Pyrhophyta).

Protista Mirip Hewan: Dikatakan mirip hewan karena Protista ini bersifat heterotrof. Protista ini dapat memasukkan makanan dengan cara menelan melalui mulut pada membran selnya. Protista ini tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Contoh Protista yang mirip hewan adalah Protozoa, t Rhizopoda (berkaki semu), Flagellata (berbulu cambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa (penghasil spora).

Protista Mirip Jamur: Protista ini melakukan pencernaan makanan di luar sel, kemudian terjadi penyerapan sari-sari makanan hasil pencernaan makanan oleh tubuh.Contoh Protista yang mirip jamur ini adalah jamur air dan jamur lendir.

Jamur



Kelompok jamur (fungi), merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan bahan organik makhluk hidup yang sudah mati. Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Jamur hidup di tempat yang lembap, bersifat saprofit (organisme yang hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati atau yang sudah busuk) dan parasit (organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya).

Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan atau plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya yang memiliki banyak kesamaan.

Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri. Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling bersambungan membentuk miselium. Berdasarkan bentuk hifa jamur dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Jamur Ganggang (Phycomycetes): Pada tempe terdapat benang-benang halus disebut miselium yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka permukaan tempe juga akan membusuk.
  • Jamur Benar (Eumycetes) Jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat.

Kingdom Plantae (Tumbuhan)



Kelompok ini beranggotakan makhluk hidup bersel banyak yang mampu berfotosintesis. Kemampuan fotosintesis ini dikarenakan adanya klorofil di dalam kloroplas. Klorofil memanfaatkan energi cahaya matahari untuk membuat makanan. Perbedaan lain antara tumbuhan dengan makhluk hidup bersel banyak adalah dalam struktur selnya.

Sel-sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang terbuat dari bahan selulosa (sejenis karbohidrat). Oleh karena itu, tumbuhan biasanya bersifat kaku dan tidak mudah patah. Kingdom Plantae dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu tumbuhan tidak berpembuluh (tidak mempunyai xilem dan floem) dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan lumut. Sedangkan, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji termasuk tumbuhan berpembuluh.

Tumbuhan Lumut (Bryophyta): Merupakan kelompok tumbuhan yang hidup di darat, biasanya tumbuhan ini berwarna hijau dan berukuran kecil dengan ukuran terbesar mencapai 50 cm. Pada umumnya lumut hidup di atas permukaan batu, kayu, pohon, dan tanah. Lumut menghasilkan makanan sendiri karena mengandung klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta) ciri-cirinya adalah tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Ciri lainnya adalah ukurannya kecil dan jarang mencapai 15 cm, berbentuk pipih seperti pita dan ada juga yang berbentuk seperti batang, daun kecil, dan dinding sel tersusun atas selulosa. Sekarang ini sudah terdapat 16.000 spesies lumut yang sudah ditemukan dan diklasifikasikan.

Tumbuhan Paku (Pteridophyta): Merupakan tumbuhan yang mempunyai daun, batang, dan akar sejati. Akan tetapi tidak memiliki bunga. Ciri khasnya adalah daun mudanya menggulung. Kemudian di permukaan bagian bawah daun dewasa terdapat bintik-bintik coklat kehitaman yang disebut sorus, di dalamnya terdapat kotak spora (sporangium) yang berisi banyak spora. Tumbuhan paku dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu: Paku purba (Psilophytinae) Paku kawat (Lycopsida) Paku ekor kuda (Equisetinae) Paku sejati (Filicinae)

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta): disebut juga tumbuhan bunga (Anthophyta). Spermatophyta berasal dari bahasa yunani yang artinya sperma = biji dan phyton = tumbuhan, jika digabungkan menjadi tumbuhan berbiji. Biji merupakan salah satu alat berkembang biak yang dimiliki oleh tumbuhan, didalamnya terdapat calon individu baru yang biasa disebut lembaga. Pada umumnya tumbuhan berbiji hidup di daratan, tapi ada juga yang hidup mengapung diatas permukaan air seperti teratai. Tumbuhan berbiji juga termasuk tumbuhan yang bersifat fotoautotrof yang memiliki kemampuan menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya penutup atau pelindung biji. Sehingga Spermatophyta dibagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Selanjutnya tumbuhan berbiji tertutup dibagi menjadi tumbuhan biji berkeping satu (Monokotil) dan berkeping dua (Dikotil).

Kingdom Animalia (Hewan)



Dalam klasifikasi makhluk hidup, hewan termasuk ke dalam kingdom animalia. Hewan merupakan kelompok makhluk hidup yang hidup dengan cara memakan makhluk hidup lain. Perbedaan utama antara hewan dan tumbuhan adalah pada dinding sel yang dimilikinya. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel, sedangkan sel-sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu:

Hewan Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata): Avertebrata adalah jenis hewan yang tidak mempunyai tulang belakang atau tulang punggung. Struktur pembentuk atau morfologi seperti sistem pernapasan, sistem peredaran darah pada hewan avertebrata biasanya lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Terdapat 5 kelompok makhluk hidup yang termasuk ke dalam hewan avertebrata yaitu:

Porifera (Hewan Berpori): merupakan hewan yang memiliki pori-pori dengan bentuk tubuh seperti spons. Hewan jenis ini biasanya hidup di perairan, warna tubuhnya juga bermacam-macam seperti merah, kuning,dan hijau. Contoh: Spongilla, Euspongia, Poerion, dan Scypha. Coelenterata (Hewan Berongga)

Coeloenterata merupakan hewan berongga, memiliki tentakel untuk menangkap mangsa, pada permukaan tentakel terdapat sel beracun yang menyengat. Bentuk tubuh colenterata ada yang berbentuk polip yang melekat di tempat hidupnya dan ada yang berbentuk medusa yang dapat bergerak aktif di dalam air. Contoh: ubur-ubur, bunga karang, obelia, hydra dan anemon.

Vermes (Cacing) merupakan hewan yang bertubuh lunak, tak bercabang, dansimetris bilateral. Vermes dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya yaitu cacing pipih (Platyhelminthes), cacing gilig (Nemathelminthes) tubuhnya bulat, panjang dan tidak bersegmen, Annelida tubuhnya beruas-ruas seperti cincin. Contoh: cacing hati, cacing perut, dan lintah.

Mollusca (Hewan bertubuh lunak): Memiliki tubuh yang lunak, banyak lendir dan terbungkus oleh mantel. Ada juga yang memiliki cangkang untuk menutup dan melindungi tubuh. Contohnya cumi-cumi, gurita, siput, kerang, tiram, dan remis

Arthropoda (Hewan berbuku-buku) Hewan jenis ini pada bagian tubuhnya bisa dibagi menjadi 3 yaitu kepala, dada dan perut. Tubuh arthropoda diselubungi oleh zat kitin yang keras, mempunyai indera yang peka terhadap bau, sentuhan, dan memiliki mta faset (beribu-ribu mata kecil). Contoh: serangga (insecta) seperti belalang, udang-udangan (Crustacea) seperti kepiting, laba-laba (Arachnoidea) seperti kalajengking, dan lipan (Myriapoda) seperti kelabang.

Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata) Hewan bertulang belakang (Vertebrata) adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Dari segi keragaman hewan vertebrata lebih sedikit jenisnya dibandingkan hewan avertebrata. Tubuh hewan vertebrata dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Hewan vertebrata dapat dibagi menjadi 5 kelompok, antara lain:

  • Pisces (Ikan), contohnya ikan mas, ikan pari, dan lain-lain.
  • Amphibia, hewan yang mampu hidup di dua alam darat dan air, contohnya katak.
  • Reptilia, hewan yang berjalan dengan cara merayap, contohnya kura-kura, ular, dan buaya.
  • Aves (Unggas), hewan yang tubuhnya tertutup oleh bulu, contohnya burung merpati dan ayam
  • Mamalia (Hewan Menyusui), hewan yang beranak dan memiliki kelenjar susu, contohnya sapi, kambing, kera, dan orang utan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar