SINTAK MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
Pengertian Model Pembelajaran Matematika Realistik
Model pembelajaran matematika realistik atau Realistic
Mathematic Education(RME) adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak pada
hal- hal yang real bagi siswa (Zulkardi). Teori ini menekankan ketrampilan
proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas
sehingga mereka dapat menemukan sendiri(Student Invonting), sebagai kebalikan
dari guru memberi(Teaching Telling) dan pada akhirnya murid menggunakan
matematika itu untuk menyeleseikan masalah baik secara individual ataupun kelompok.
Model Pembelajaran Matematik Realistik
Ide utama dari model pembelajaran matematika realistic / RME
adalah manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent)
ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa (Gravemeijer).Upaya
untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika ini dilakukan dengan
memanfaatkan realita dan lingkungan yang dekat dengan anak.
Soedjadi mengemukakan bahwa model pembelajaran matematika
realistik pada dasarnya adalah
pemanfaatan realita dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk
memperlancar proses pembelajaran matematika secara lebih baik daripada masa
yang lalu.
Lebih lanjut Soedjadi menjelaskan yang dimaksud dengan
realita yaitu hal-hal yang nyata atau konkrit yang dapat diamati atau dipahami
peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan
adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga
maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan ini disebut
juga kehidupan sehari-hari.
Menurut De Lange dan Van Den Heuvel Parhizen, RME ini adalah
pembelajaran yang mengacu pada konstruktifis sosial dan dikhususkan pada
pendidikan matematika.(Yuwono: 2001)
Model pembelajaran matematika realistik atau Realistik
Mathematics Education (RME) pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di
Belanda sejak tahun 1970 oleh institut Freudenthal dan menunjukan hasil yang
baik, berdasarkan hasil The Third International Mathematics and Science Study
(TIMSS) tahun 2000.
Menurut Freudenthal, aktivitas pokok yang dilakukan dalam RME meliputi.
a. Menemukan masalah-masalah atau soal-soal kontekstual
(looking for problems).
b. Memecahkan masalah (problem solving).
c. Mengorganisasikan bahan ajar (organizing a subject
matter).
Mengenai model pembelajaran matematika realistik Armanto
menjelaskan, Pada RME siswa belajar mematematisasi masalah-masalah kontekstual.
Dengan kata lain, siswa mengidentifikasi bahwa soal
kontekstual harus ditransfer ke dalam soal bentuk matematika untuk di pahami
lebih lanjut, melalui penskemaan, perumusan, dan pemvisualisasian.
Sintak / Langkah – Langkah Model Pembelajaran Matematika Realistik
langkah – langkah model pembelajaran matematika realistik di
dalam proses pembeajaran matematika (Waraskamdi.2008) adalah:
- Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa)
- Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
- Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna
- Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut
- Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan
- Pengajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain; dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Matematika Realistik
Kelebihan model pembelajaran matematika realistik
Menurut Suwarsono (2001:5) terdapat beberapa kekuatan atau
kelebihan dari model pembelajaran matematika realistik, yaitu:
- Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia.
- Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.
- Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain.
- Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai. (Suwarsono.2001)
Kesulitan dalam implementasi model pembelajaran matematika realistik
Kesulitan-kesulitan model pembelajaran matematika realistik
, yaitu:
- Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal, misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah kontekstual, sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR.
- Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara.
- Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.
- Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar