Jumat, 10 September 2021

Pembinaan Olimpiade Sains

Pola Pembinaan Olimpiade Sains Sekolah Dasar


Dalam pola pembinaan olimpiade sains ini tentunya diperlukan manajemen khusus agar mendapatkan hasil yang terbaik. Manajemen meliputi empat fungsi yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan. Diungkapkan pula bahwa keempat fungsi itu harus berjalan kesenambungan.

Dari atas maka kita perlu merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan membinanya. Pola pembinaan olimpiade sains disekolah juga bisa mengadopsi hal ini. Sehingga pola pembinaan OSN disekolah antara lain adalah perlunya perencanaan pembinaan OSN di tingkat sekolah, pelaksanaan pembinaan olimpiade sains, dan pengawasan serta evaluasi pembinaan OSN disekolah.

1.Perencanaan Pembinaan Olimpiade sains di Sekolah

Tahap pertama yaitu tahap pembinaan yang meliputi, pembentukan tim pembina olimpiade dengan satu koordinator yang bisa diusahakan dari guru sekolah tersebut yang tentunya guru yang sudah mempunyai bekal pelatihan dalam membina olimpiade. Pelatihan pembianan olimpiade ini dapat diperoleh dari seminar-seminar dari pakarnya, sebagai contoh di sekolah saya sering diadakan seminar dalam Jaringan Sekolah Muhamadiyah (JSM) dengan mengundang pakarnya seperti Rajali Rasyid yang menjadi pelatih IMSO SD tingkat nasional atau mengikuti pelatihan dengan tim pembina dari UGM. Namun dalam pembinaan pertama apabila guru belum mampu bisa dipadukan dengan pembina dari luar sekolah yang dianggap mampu.

Persiapan sarana dan prasarana pembinaan seperti buku-buku penunjang dan buku standar olimpiade juga perlu, hal ini karena soal-soal olimpiade standarnya lebih tinggi dibanding dengan soal pelajaran di sekolah Buku dengan teks yang berbahasa inggris diperlukan juga, hal ini karena memang dalam OSN ada beberapa materi yang menggunakan bahasa inggris saat tes. Selain itu diperlukan buku-buku ensiklopedia dan buku-buku eksperimen karena di sana banyak materi yang tidak di dapatkan dari buku pelajaran biasa misalnya kamus visual, ensiklopedi sains yang banyak tersedia di pasaran.

Media audio visual dan alat praktek yang mendukung pembinaan olimpiade juga perlu diusahakan hal ini dikarenakan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi abstrak atau mungkin materi yang kita tidak memiliki alat praktek. Hal saya pernah lakukan dengan menggunakan CD pembelajaran atau sofware pendukung misalnya encarta premium atau encarta kids. Pada waktu itu saya menggunakan CD pembelajaran pratikum dari buatan KPM yang di dapat saat mengikuti pelatihan olimpiade, dan CD pembelajaran interaktif lain yang ada di sekolah.

Pembagian materi-materi yang akan disampaikan harus rencanakan hal ini sebagai arahan untuk membina dan membantu mengetahui materi-materi mana yang sering keluar di tes OSN. Pembagian materi disesuaikan dengan kemampuan pembina di sekolah. Sebagai contoh saya lebih menguasai fisika maka saya banyak mengajari materi fisika. Selain hal ini diperlukan juga jadwal pembinaan khusus diluar jam pelajaran sehingga membantu siswa untuk secara khusus mempelajari materi olimpiade tanpa mengganggu aktivitas kegiatan belajar mengajar pada umumnya.

Melakukan proses penyeleksian siswa yang dianggap memiliki kemampuan menurut saya merupakan hal yang sangat penting pada tahap ini. Berdasarkan pengalaman saya penyeleksian dapat dilakukan dengan cara memilih anak yang memiliki kemampuan dengan syarat-syarat seperti di bawah ini, walaupun hal ini tidak mutlak penentuanya, syarat itu antara lain :

  1. memiliki kemampuan IPA diatas rata-rata dan senang dengan pelajaran IPA
  2. memiliki kemampuan logika dan daya nalar yang bagus
  3. memiliki ketekunan dan sifat kerja keras yang kuat
  4. memiliki sifat rajin membaca dan sifat keingintahuan yang tinggi
  5. memiliki sifat emosional dan spiritual yang baik.

Peserta yang mengikuti seleksi olimpiade ini adalah sejak mulai kelas IV yang terdiri dari beberapa murid selanjutnya diadakan penjaringan dengan tes tertulis dan lesan serta dengan melihat kriteria sikap seperti di atas, selain itu juga bisa memilih dengan mengetahui nilai saat anak itu mengikuti lomba yang sejenis.

Dari semua itu yang tidak kalah penting adalah pendanaan untuk menuju OSN. Sehingga diperlukan anggaran secara khusus untuk lomba, misalnya anggaran pengadaan buku standar olimpiade, anggaran pembinaan untuk proses pembinaan, atau anggaran saat pendampingan lomba yang membutuhkan biaya tidak sedikit misalnya biaya transportasi dan akomodasi lomba pendamping lomba. Ataupun bonus bagi peserta yang lolos OSN dan pembinaanya untuk menambah motivasi dalam pelaksanaan OSN.

2.Proses Pembinaan Olimpiade Sains

Proses pembinaan OSN ini materinya meliputi pembinaan teori dan eksperimen yang pada awalnya dilakukan diluar pelajaran sekolah, sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Materi pembinaan dimulai dengan materi kelas IV dan dilanjutkan dengan materi kelas V dan VI. Jadi pada waktu kelas IV akhir atau V awal siswa diharapkan sudah mampu mengausai materi SD secara tuntas. Setelah tuntas materi SD materi dikembangkan menuju materi-materi SMP yang esensial.

Setelah itu semua tuntas baru dikembangkan dengan materi standar olimpiade dengan mengerjakan soal-soal latihan dan pembahsanya, namun kadang dalam pelaksanaan dapat berjalan seiring antara materi SMP dengan variasi soal olimpiade.

Bentuk pelaksaaan pembinaan biasanya diawal dalam bentuk klasikal dan namun di akhir dalam bentuk individual. Pembinaan klasikal dilakukan saat siswa masih dalam kelompok besar setelah itu dilakukan penjaringan ulang secara bertahap dengan tes soal-soal standar olimpiade dan selanjutnya dipilih siswa yang mengikuti lomba olimpiade sains. Pembinaan klasikal dilakukan untuk menyiapkan anak pada berbagai event lomba sejenis misalnya olimpiade kwark, atau olimpiade JSM. Pembinaan individual dilaksanakan menjelang lomba, hal ini digunakan untuk memberi pemantapan materi biasanya waktunya bersamaan dengan pembinaan yang dilakukan dengan propinsi atau sebelumnya. Pada saat peserta melakukan pembinaan di propinsi biasanya anak sudah tidak mengikuti pelajaran yang lain dan terfokus pada materi OSN, walau dalam pelaksanaanya kadang anak diberi kesempatan masuk kelas untuk menghindari kejenuhan.

Selain Pembinaan teori dan eksperimen kami juga mengadakan pembinaan mental dan spiritual sesuai dengn tujuan olimpiade ini. Dalam pelaksanaanya tidak ada jadwal khusus namun terintegrasi waktu pembinaan melalui pendekatan personal misalnya :

  1. bercerita tentang seorang tokoh atau anak yang suskses dan cara menempuhnya.
  2. memberikan motivasi dengan hadiah atau penghargaan jika menjadi juara OSN.
  3. memberikan kesiapan mental ketika menang dan kalah saat lomba
  4. menyadarkan untuk beribadah dengan rajin atau misalnya mengingatkan untuk sholat tahajut, meminta pertolongan Allah dengan doa, dll
  5. mengajari adap sopan santun ketika lomba dan pembinaan olimpiade
  6. menumbuhkan rasa percaya diri, kompetitif dan sikap sportif

Untuk membantu pembinaan di sekolah kita juga meminta bantuan orang tua untuk melakukan pembinaan, semampu mereka. Dalam pelaksanaanya pembinaan oleh orang tua lebih banyak difokuskan pada pembinaan mental dan spiritual di rumah.

Selain pembinaan di atas diperlukan juga pembinaan teknis perlombaan, pembinaan ini berisi pembinaan tentang bagaimana teknis penyelenggaraan OSN dari mulai penjaringan sampai ajang pelaksaan OSN, bagaimana bentuk soal tes atau materi tes, bagaimana trik dan tip cara-cara mengerjakan soal baik itu soal teori soal eksperimen, miusalnya ketika menjawab soal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata bisa digunakan dalam bentuk bagan, gambar atau diagram. Selain itu atau peraturan-aturan tentang kompetisi OSN juga penting untuk menjadi bahan persiapan menuju OSN.

3.Pengawasan dan Evaluasi Pembinaan Olimpiade Sains

Pengawasan dan evaluasi dilakukan mulai dari perencanaan, proses pembinaan dan pelaksanaan OSN. Model pengawasan ini memang sifatnya tidak terjadwal, penawasan dilakukan dengan mengamati apa yang terjadi saat persiapan, proses pembinaan dan pelaksaan OSN misalnya bagaimana pola penyeleksian yang dilakukan atau melihat bagaimana proses anak peserta olimpiade dalam pembinaan yang ada di kabupaten dan propinsi.

Dalam ajang OSN perlu juga pengawasan dalam bentuk pendampingan. Pengawasan juga dilakukan oleh sekolah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan koordinasi dengan koordinator pimbina OSN, sehingga ketika ada permasalahan dalam hal pembinaan sekolah dapat segera diatasi. Dengan koordinasi selaras antara guru dan kepala sekolah akan mewujudkan tujuan secara optimal.

Pengawasan dari orang tua di rumah dalam memantau belajar dan sikap juga membantu pembinaan lebih maksimal yang selanjutnya mengkomunikasikan dengan sekolah melalui tim pembina.

Setelah dilakukan pengawasan selanjutnya perlu evaluasi baik itu dilakukan oleh tim pembina maupun oleh sekolah. Misalnya ketika ada guru pembina kurang termotivasi dalam membina maka seorang kepala sekolah selalu memberikan semangat kepada guru-guru.

Baca Juga :

Materi Olimpiade Sains SD

Kumpulan Soal Olimpiade Sains SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar