Pola Pembinaan Olimpiade Sains Sekolah Dasar
Dalam pola pembinaan olimpiade sains ini tentunya diperlukan manajemen khusus agar mendapatkan hasil yang terbaik. Manajemen meliputi empat fungsi yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan. Diungkapkan pula bahwa keempat fungsi itu harus berjalan kesenambungan.
Dari atas maka kita perlu merencanakan, melaksanakan,
mengawasi dan membinanya. Pola pembinaan olimpiade sains disekolah juga
bisa mengadopsi hal ini. Sehingga pola pembinaan OSN disekolah antara lain
adalah perlunya perencanaan pembinaan OSN di tingkat sekolah, pelaksanaan
pembinaan olimpiade sains, dan pengawasan serta evaluasi pembinaan OSN
disekolah.
1.Perencanaan Pembinaan Olimpiade sains di Sekolah
Tahap pertama yaitu tahap pembinaan yang meliputi,
pembentukan tim pembina olimpiade dengan satu koordinator yang bisa diusahakan
dari guru sekolah tersebut yang tentunya guru yang sudah mempunyai bekal
pelatihan dalam membina olimpiade. Pelatihan pembianan olimpiade ini dapat
diperoleh dari seminar-seminar dari pakarnya, sebagai contoh di sekolah saya
sering diadakan seminar dalam Jaringan Sekolah Muhamadiyah (JSM) dengan
mengundang pakarnya seperti Rajali Rasyid yang menjadi pelatih IMSO SD tingkat
nasional atau mengikuti pelatihan dengan tim pembina dari UGM. Namun dalam
pembinaan pertama apabila guru belum mampu bisa dipadukan dengan pembina dari
luar sekolah yang dianggap mampu.
Persiapan sarana dan prasarana pembinaan seperti buku-buku
penunjang dan buku standar olimpiade juga perlu, hal ini karena soal-soal
olimpiade standarnya lebih tinggi dibanding dengan soal pelajaran di sekolah
Buku dengan teks yang berbahasa inggris diperlukan juga, hal ini karena memang
dalam OSN ada beberapa materi yang menggunakan bahasa inggris saat tes. Selain
itu diperlukan buku-buku ensiklopedia dan buku-buku eksperimen karena di sana
banyak materi yang tidak di dapatkan dari buku pelajaran biasa misalnya kamus
visual, ensiklopedi sains yang banyak tersedia di pasaran.
Media audio visual dan alat praktek yang mendukung pembinaan
olimpiade juga perlu diusahakan hal ini dikarenakan untuk memudahkan siswa
dalam mempelajari materi abstrak atau mungkin materi yang kita tidak memiliki
alat praktek. Hal saya pernah lakukan dengan menggunakan CD pembelajaran atau
sofware pendukung misalnya encarta premium atau encarta kids. Pada waktu itu
saya menggunakan CD pembelajaran pratikum dari buatan KPM yang di dapat saat
mengikuti pelatihan olimpiade, dan CD pembelajaran interaktif lain yang ada di
sekolah.
Pembagian materi-materi yang akan disampaikan harus
rencanakan hal ini sebagai arahan untuk membina dan membantu mengetahui materi-materi
mana yang sering keluar di tes OSN. Pembagian materi disesuaikan dengan
kemampuan pembina di sekolah. Sebagai contoh saya lebih menguasai fisika maka
saya banyak mengajari materi fisika. Selain hal ini diperlukan juga jadwal
pembinaan khusus diluar jam pelajaran sehingga membantu siswa untuk secara
khusus mempelajari materi olimpiade tanpa mengganggu aktivitas kegiatan belajar
mengajar pada umumnya.
Melakukan proses penyeleksian siswa yang dianggap memiliki
kemampuan menurut saya merupakan hal yang sangat penting pada tahap ini.
Berdasarkan pengalaman saya penyeleksian dapat dilakukan dengan cara memilih
anak yang memiliki kemampuan dengan syarat-syarat seperti di bawah ini,
walaupun hal ini tidak mutlak penentuanya, syarat itu antara lain :
- memiliki kemampuan IPA diatas rata-rata dan senang dengan pelajaran IPA
- memiliki kemampuan logika dan daya nalar yang bagus
- memiliki ketekunan dan sifat kerja keras yang kuat
- memiliki sifat rajin membaca dan sifat keingintahuan yang tinggi
- memiliki sifat emosional dan spiritual yang baik.
Peserta yang mengikuti seleksi olimpiade ini adalah sejak
mulai kelas IV yang terdiri dari beberapa murid selanjutnya diadakan
penjaringan dengan tes tertulis dan lesan serta dengan melihat kriteria sikap
seperti di atas, selain itu juga bisa memilih dengan mengetahui nilai saat anak
itu mengikuti lomba yang sejenis.
Dari semua itu yang tidak kalah penting adalah pendanaan
untuk menuju OSN. Sehingga diperlukan anggaran secara khusus untuk lomba,
misalnya anggaran pengadaan buku standar olimpiade, anggaran pembinaan untuk
proses pembinaan, atau anggaran saat pendampingan lomba yang membutuhkan biaya
tidak sedikit misalnya biaya transportasi dan akomodasi lomba pendamping lomba.
Ataupun bonus bagi peserta yang lolos OSN dan pembinaanya untuk menambah
motivasi dalam pelaksanaan OSN.
2.Proses Pembinaan Olimpiade Sains
Proses pembinaan OSN ini materinya meliputi pembinaan teori
dan eksperimen yang pada awalnya dilakukan diluar pelajaran sekolah, sehingga
tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Materi pembinaan dimulai
dengan materi kelas IV dan dilanjutkan dengan materi kelas V dan VI. Jadi pada
waktu kelas IV akhir atau V awal siswa diharapkan sudah mampu mengausai materi
SD secara tuntas. Setelah tuntas materi SD materi dikembangkan menuju
materi-materi SMP yang esensial.
Setelah itu semua tuntas baru dikembangkan dengan materi
standar olimpiade dengan mengerjakan soal-soal latihan dan pembahsanya, namun
kadang dalam pelaksanaan dapat berjalan seiring antara materi SMP dengan
variasi soal olimpiade.
Bentuk pelaksaaan pembinaan biasanya diawal dalam bentuk
klasikal dan namun di akhir dalam bentuk individual. Pembinaan klasikal
dilakukan saat siswa masih dalam kelompok besar setelah itu dilakukan
penjaringan ulang secara bertahap dengan tes soal-soal standar olimpiade dan
selanjutnya dipilih siswa yang mengikuti lomba olimpiade sains. Pembinaan
klasikal dilakukan untuk menyiapkan anak pada berbagai event lomba sejenis
misalnya olimpiade kwark, atau olimpiade JSM. Pembinaan individual dilaksanakan
menjelang lomba, hal ini digunakan untuk memberi pemantapan materi biasanya
waktunya bersamaan dengan pembinaan yang dilakukan dengan propinsi atau
sebelumnya. Pada saat peserta melakukan pembinaan di propinsi biasanya anak
sudah tidak mengikuti pelajaran yang lain dan terfokus pada materi OSN, walau
dalam pelaksanaanya kadang anak diberi kesempatan masuk kelas untuk menghindari
kejenuhan.
Selain Pembinaan teori dan eksperimen kami juga mengadakan
pembinaan mental dan spiritual sesuai dengn tujuan olimpiade ini. Dalam
pelaksanaanya tidak ada jadwal khusus namun terintegrasi waktu pembinaan
melalui pendekatan personal misalnya :
- bercerita tentang seorang tokoh atau anak yang suskses dan cara menempuhnya.
- memberikan motivasi dengan hadiah atau penghargaan jika menjadi juara OSN.
- memberikan kesiapan mental ketika menang dan kalah saat lomba
- menyadarkan untuk beribadah dengan rajin atau misalnya mengingatkan untuk sholat tahajut, meminta pertolongan Allah dengan doa, dll
- mengajari adap sopan santun ketika lomba dan pembinaan olimpiade
- menumbuhkan rasa percaya diri, kompetitif dan sikap sportif
Untuk membantu pembinaan di sekolah kita juga meminta
bantuan orang tua untuk melakukan pembinaan, semampu mereka. Dalam
pelaksanaanya pembinaan oleh orang tua lebih banyak difokuskan pada pembinaan
mental dan spiritual di rumah.
Selain pembinaan di atas diperlukan juga pembinaan teknis
perlombaan, pembinaan ini berisi pembinaan tentang bagaimana teknis
penyelenggaraan OSN dari mulai penjaringan sampai ajang pelaksaan OSN,
bagaimana bentuk soal tes atau materi tes, bagaimana trik dan tip cara-cara
mengerjakan soal baik itu soal teori soal eksperimen, miusalnya ketika menjawab
soal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata bisa digunakan dalam bentuk bagan,
gambar atau diagram. Selain itu atau peraturan-aturan tentang kompetisi OSN
juga penting untuk menjadi bahan persiapan menuju OSN.
3.Pengawasan dan Evaluasi Pembinaan Olimpiade Sains
Pengawasan dan evaluasi dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pembinaan dan pelaksanaan OSN. Model pengawasan ini memang sifatnya
tidak terjadwal, penawasan dilakukan dengan mengamati apa yang terjadi saat
persiapan, proses pembinaan dan pelaksaan OSN misalnya bagaimana pola
penyeleksian yang dilakukan atau melihat bagaimana proses anak peserta
olimpiade dalam pembinaan yang ada di kabupaten dan propinsi.
Dalam ajang OSN perlu juga pengawasan dalam bentuk
pendampingan. Pengawasan juga dilakukan oleh sekolah yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah dengan koordinasi dengan koordinator pimbina OSN, sehingga
ketika ada permasalahan dalam hal pembinaan sekolah dapat segera diatasi. Dengan
koordinasi selaras antara guru dan kepala sekolah akan mewujudkan tujuan secara
optimal.
Pengawasan dari orang tua di rumah dalam memantau belajar
dan sikap juga membantu pembinaan lebih maksimal yang selanjutnya
mengkomunikasikan dengan sekolah melalui tim pembina.
Setelah dilakukan pengawasan selanjutnya perlu evaluasi baik
itu dilakukan oleh tim pembina maupun oleh sekolah. Misalnya ketika ada guru
pembina kurang termotivasi dalam membina maka seorang kepala sekolah selalu
memberikan semangat kepada guru-guru.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar